Keajaiban & Elegi di Euro 2008 (Part 2)

2008-06-27 Leave a Comment

Siapapun mungkin setuju jika saya mengatakan Euro 2008 ini adalah yang terbaik sepanjang sejarah jika dilihat dari kualitas pertandingannya. Kejutan demi kejutan bermunculan seiring dengan elegi yang dinyanyikan oleh sejumlah tim besar. kata-kata "never say die" pun seolah menjadi semboyan pada Euro kali ini. Dan slogan mereka, "expect emotion" berhasil tertancap dengan baik, meski bukan dari kualitas penyelenggaranya, melainkan dari kualitas pesertanya.

Turnamen empat tahunan ini telah memunculkan dua kekuatan tradisional eropa yaitu Jerman dan Spanyol di babak final yang akan berlangsung tanggal 29 Juni besok di Ernst Happel Stadium, Vienna, Austria. Hal ini menarik mengingat kedua tim ini sebelumnya memiliki reputasi yang bertolak belakang. Der Panzer Jerman dengan julukan tim spesialis turnamen dan La Furia Roja Spanyol dengan julukan tim spesialis kualifikasi! (Prediksi Selengkapnya...)

"Kembali ke laptop..." (Minjam istilah Mas Tukul)

Bagi saya, Euro 2008 ini adalah turnamen yang paling berkesan karena menyajikan ketegangan yang deras dan berkelok-kelok seperti halnya alur cerita Digital Fortress yang dikarang oleh Dan Brown. Saya akan coba memberikan kesimpulan mengenai peserta Euro 2008 dan jalannya turnamen.

Sembilan menit emas milik Turki

Pertama, saya (dan tentu anda) sangat terkesima dengan performa tim Turki yang dikomandoi oleh seorang tactician hebat bernama Fatih Terim. Bagi saya, Turki adalah tim yang paling menghibur di Euro 2008 ini, selain pantang menyerah, dua pertandingannya yaitu melawan Republik Ceska dan Jerman di semifinal adalah pertandingan terbaik di Euro 2008 (setidaknya sebelum partai final). That's it, mereka selalu berhasil membalikkan keadaan setelah tertinggal lebih dahulu di menit-menit terakhir. Mereka benar-benar memberi inspirasi tentang kata-kata "you can do it!!" Bayangkan saja, semifinalis Euro 2008 ini jika ditotal hanya mampu unggul dalam tempo 9 menit saja, yaitu satu menit ketika melawan Swiss, 3 menit ketika melawan Ceska, dan 4 menit saat melawan Jerman. Empat tokoh menjadi sorotan saya dalam permainan mereka.

Pertama tentu saja kapten Nihat Kahveci. Ia adalah seorang kapten yang sangat baik dan pandai memotivasi rekannya (hal yang tidak dimiliki Thierry Henry di Prancis). Terlihat ketika melawan Ceska saat Kazim Kazim bermain buruk, dia lah yang men"encourage" rekannya itu.

Kedua dan juga ketiga adalah Hamit Altintop dan Arda Turan. Mereka adalah inspirator permainan Turki yang begitu meraja lela di lapangan tengah. Altintop mencatat dua assist ketika Turki mengirim pulang Ceska dengan skor 3-2. Sementara Arda, selain dia mencetak gol balasan pertama ke gawang Petr Cech, dia adalah pahlawan Turki dengan gol telatnya melawan tuan rumah Swiss yang menyebabkan Turki menang 2-1.

Keempat tentunya adalah sang bos Fatih Terim. Masih terngiang di benak saya ketika Terim membawa Galatasaray menjuarai Piala UEFA di tahun 2000 lalu dengan menaklukkan Arsenal di partai puncak dengan adu penalti. Setelah itu, ia menangani la viola Fiorentina. Dia adalah seorang motivator yang handal dan tak pernah panik meskipun kondisinya terjepit.

Keempat tokoh itulah yang bersinergi untuk membawa Turki menjadi Raja comeback di Euro 2008 bersama pemain lain. Sebenarnya, Euro 2004 lalu, Ceska juga melakukan hal yang sama ketika selalu tertinggal di tiga pertandingan penyisihan grup, setelah itu balik memenangkan pertandingan. Kala itu, Ceska masih diperkuat pemain senior Pavel Nedved. Tapi Turki lebih luar biasa karena mereka bisa melangkah sejauh ini dengan kondisi pemain cedera yang banyak disertai hukuman akumulasi kartu. Dunia pasti selalu mengenangnya.

"Pengkhianatan" Guus Hiddink

Anda semua tentu sangat familiar dengan tokoh ini bukan? Tokoh yang membawa Korea Selatan menjadi semifinalis Piala Dunia 2002 dengan menyingkirkan Italia dan Spanyol. Hiddink memang telah menjelma sebagai "dewa" bagi negeri-negeri sepakbola medioker. Australia pun sempat dibawanya ke 16 besar Piala Dunia 2006, sebelum dihentikan penalti kontroversial Fransesco Totti di menit 93.

Kali ini Guus Hiddink memimpin Rusia menuju medan laga. Hiddink memang sedikit beruntung, bayangkan, jika saja Inggris tidak "ble'e" dan takluk di tangan Kroasia di akhir kualifikasi November kemarin, pasukan beruang merah tersebut takkan sampai ke Austria-Swiss.

Hiddink mengawali laganya dengan kekalahan telak 1-4 dari Spanyol yang secara materi memang diatas mereka. Namun setalah itu, berturut-turut Rusia menaklukkan juara bertahan Yunani dan Swedia. Nama Andrea Arshavin pun meroket di partai ketiga penyisihan grup ketika ia mencetak gol kedua ke gawang Andreas Isaksson.

Penampilan Hiddink dan pasukannya memuncak ketika berhasil mendepak tim favorit Belanda di perempat final dengan skor 3-1. Jujur, saya sendiri kaget melihat dahsyatnya performa Rusia kala itu, terutama Arshavin, Denis Kolodin, dan Roman Pavlyuchenko. Tapi yang lebih dahsyat adalah sebuah fakta bahwa tim oranje disingkirkan oleh sebuah tim yang diarsiteki seorang meneer Belanda dengan cara yang biasa dilakukan oleh Belanda ketika bermain di semifinal!

"Sebuah pengkhianatan yang sempurna." Begitulah tulisan media setempat tentang kemenangan Hiddink. Tapi sayang, anak asuhannya menjadi anti klimaks di semifinal kemarin ketika mereka kembali diacak-acak oleh tim matador Spanyol dengan skor telak 0-3.

Visi cerdas der panzer dan tarian indah ala oranje

Euro kali ini juga memperlihatkan sebuah pertunjukkan menarik dari mantan juara Euro beberapa edisi sebelumnya yaitu Jerman dan Belanda. Jerman, tim ini mengawali laganya dengan mengkhawatirkan. Menang dengan permainan buruk melawan Polandia, kalah dari Kroasia dan menang tipis dari tuan rumah Austria lewat tendangan bebas Michael Ballack.

Tiga pertandingan itu (terutama dua terakhir), bagi saya tidaklah menunjukkan kualitas der panzer yang sebenarnya. Melainkan menunjukkan keras kepalanya Joachim Loew dalam memaksa salah satu striker terburuk di kejuaraan ini yaitu Mario Gomez untuk menjadi starter. Bahkan seorang Bastian Schweinsteiger dicadangkan dan perannya diambil alih oleh Clement Fritz, yang notabene berposisi asli sebagai bek sayap kanan

Perubahan mulai terjadi di babak perempat final ketika mereka menaklukkan Portugal yang berpenampilan lebih baik di penyisihan grup. Nama Schweinsteiger muncul ke permukaan seolah "meluluhkan" keras kepala-nya Loew dalam memakai 4-4-2 dengan Mario Gomez-nya. Pola 4-2-3-1 diterapkan dengan sangat baik kala itu. Dan visi bermainlah yang memenangkan mereka dalam duel melawan seleccao yang ditangani calon pelatih Chelsea, Luis Felipe Scolari.

Selain itu, mental panser mereka terbukti di babak semifinal, keunggulan 2-1 lewat gol Miroslav Klose di menit 79 memang gagal dipertahankan ketika 7 menit kemudian, Semih Senturk membobol jala Jens Lehmann. Namun akhirnya mereka menghukum Turki dengan "gol telat" Phillip Lahm di menit 93. Jerman memang layak ke final.

Lantas bagaimana Belanda? Semua penggemar sepak bola di dunia menganggap mereka lah yang paling pantas juara, setidaknya sebelum partai perempat final melawan Rusia. Prestasi menggebuk dua finalis Piala Dunia 2006 dengan marjin tiga gol bukanlah sebuah prestasi sembarangan. Selain itu, mereka meraihnya dengan permainan yang indah dan memukau ketika seni bertahan yang baik digabungkan dengan serangan balik cepat dan visi permainan yang luar biasa dari Wesley Sneijder dan Rafael Van Der Vaart. Gol-gol mereka tercipta dengan indah. Terutama dua gol Sneijder dan gol Arjen Robben ke gawang Gregory Coupet. Segalanya benar-benar menghilangkan stigma yang dituduhkan oleh pelatih Argentina Alfaro Basile jika sepakbola Eropa adalah pragmatis, mementingkan taktik dan mengesampingkan keindahan. Namun sayang, perjalanan indah mereka kali ini harus dihentikan oleh Guus Hiddink, yang notabene orang Belanda! Sungguh Ironis.

Itu adalah sebagian kecil dari kisah keajaiban-keajaiban seputar Euro 2008. Bagaimana tentang kisah-kisah sedih dan prediksi partai final? Semua itu akan hadir di artikel berikutnya. Namun singkatnya, saya masih mengunggulkan Jerman untuk mengulang kejayaan 12 tahun yang lalu.


Salam...

0 comments »

Leave your response!

Mohon untuk menyertakan nama dan identitas (alamat web) jika ingin berkomentar. Jika anda ingin ber-anonim, mohon cantumkan email dan nama anda.