Prediksi Final Euro 2008: Pertempuran Sengit di Lini Tengah

2008-06-27 Leave a Comment

Setelah resmi dibuka awal Juni lalu, akhirnya Euro 2008 akan menggelar partai puncak yang memunculkan dua kekuatan tradisional eropa yaitu Jerman dan Spanyol di babak final yang akan digelar tanggal 29 Juni besok di Ernst Happel Stadium, Vienna, Austria. Seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya, hal ini menarik mengingat kedua tim ini sebelumnya memiliki reputasi yang bertolak belakang. Der Panzer Jerman dengan julukan tim spesialis turnamen dan La Furia Roja Spanyol dengan julukan tim spesialis kualifikasi! Saya akan membahas kedua tim ini secara holistik.

Der Panzer Jerman

Tim Uber Allez ini menjadi tim pertama yang lolos ke babak final. Secara historis, sepakbola tak bisa dijauhkan dari negeri Angela Merkel ini. Jerman memiliki sejarah yang kuat di ajang sepakbola internasional dengan tiga kali juara Piala Dunia dan Piala Eropa. Terakhir kali Jerman menjadi juara adalah tahun 1996 ketika golden goal Oliver Bierhoff membungkam tim kuda hitam Republik Ceko di partai puncak di Wembley, Inggris.

Enam tahun terakhir merupakan era kebangkitan der panzer setelah sempat terpuruk di Euro 2000 ketika mereka menjadi penghuni dasar klasemen. Ya, saat itu Jerman memang sedang kehilangan generasi lantaran masih saja diperkuat pemain yang memperkuat mereka di Italia'90 yaitu Lothar Mattheaus.

Kebangkitan mereka dimulai dengan era Bayern Muenchen ketika menjadi juara liga champions eropa tahun 2001 dan diteruskan oleh prestasi mereka ke partai puncak Piala Dunia 2002 ketika mereka tak diunggulkan. Ketika itu, nama Michael Ballack tengah meroket setelah bergabung bersama klub barunya, Bayern Muenchen.

Dua tahun kemudian, mereka kembali terpuruk di ajang Euro 2004 sebelum akhirnya tampil menawan di hadapan publik sendiri di Piala Dunia 2006 dengan menjadi juara ketiga. Pondasi kokoh Juergen Klinsmann sebagai pelatih ketika itu telah diwarisi oleh Joachim Loew hingga kini. Nama-nama belia seperti Bastian Schweinsteiger, Phillip Lahm, dan Lukas Podolski telah menjelma sebagai senjata pembunuh yang mematikan.

Penampilan Jerman di Euro 2008 ini awalnya memang tak ada yang spesial. Menang tipis dari Austria (1-0), mengalahkan Polandia (2-0), dan sempat bertekuk lutut di tangan Kroasia (1-2). Namun tren itu berubah di level knockout. Mereka memperlihatkan karakter permainan juara ketika melumat Portugal dan Turki masing-masing dengan skor 3-2 melalui pertandingan yang mendebarkan sebelum akhirnya sampai ke babak final.

Pola 4-2-3-1 yang memperkokoh lini tengah mereka dan keberanian Loew untuk tidak memasang Mario Gomez sebagai starter adalah titik balik performa Jerman. Michael Ballack dan Schweinsteiger bisa lebih bebas bergerak dengan dukungan gelandang bertahan Simon Rolfes dan Thomas Hitzlsperger ataupun Torsten Frings. Podolski menjadi liar dalam mengobrak abrik pertahanan lawan dan Klose, juga memiliki ruang yang lebih besar di kotak penalti lawan. Formasi ini juga menutupi kelemahan duo bek sentral Jerman yaitu Per Mertesacker dan Christoph Metzelder dalam hal kecepatan.

Jens Lehmann masih menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang nantinya. Arne Freidrich akan mencoba menutup lubang pertahanan sisi kanan, seperti yang sering dilakukan oleh Phillip Lahm di sisi kiri. Kesembuhan Frings akan menjadikan pilihan bagi sang pelatih yang kemungkinan akan menerapkan passing-passing pendek nan cepat dalam membangun serangan.

Formasi Jerman menurut perkiraan saya adalah sebagai berikut:
Jerman, 4-2-3-1
Jens Lehmann (K); Arne Friedrich, Per Mertesacker, Christoph Metzelder, Phillip Lahm (B); Torsten Frings, Thomas Hitzlsperger, Bastian Schweinsteiger, Michael Ballack, Lukas Podolski (T); Miroslav Klose (D)

La Furia Roja Spanyol

Tim yang satu ini sering "dikecengin" sebagai tim yang tak bermental juara. Setidaknya, dalam 20 tahun terakhir, tim ini tak memiliki prestasi emas di dunia internasional. Satu-satunya gelar yang mereka miliki adalah Piala Eropa 1964 yang digelar di negeri sendiri.

Secara umum, tim matador Spanyol memiliki materi pemain kelas dunia. Bahkan yang terbaik di turnamen ini. Pemain sekelas Iker Cassillas, Xavi Hernandez, David Villa, Fernando Torres, dan Cesc Fabregas menghiasi skuadron Luis Aragones menuju Austria-Swiss. Dan melalui merekalah, Spanyol berhasil memecahkan kutukan bahwa mereka selalu gagal berprestasi di ajang internasional.

Permainan Spanyol terlihat memukau ketika mereka menaklukkan Rusia di pertandingan pembuka dengan skor 4-1 lewat satu-satunya hattrick yang tercipta di Euro kali ini oleh David Villa. Namun perlahan performa mereka menurun dengan kemenangan tipis 2-1 atas Swedia lewat gol telat yang lagi-lagi diciptakan oleh David Villa.

Partai perempat final melawan Italia diwarnai adu gengsi antara dua kiper terbaik sejagat saat ini, yaitu Gianluigi Buffon dan Iker Cassilas. Cassillas lebih beruntung karena dia berhasil memblok tendangan penalti Daniele De Rossi dan Antonio Di Natale. Spanyol lolos ke semifinal dengan penampilan yang jauh dari kata kreatif.

Di semifinal, mereka kembali bersua Rusia. Dan sekali lagi mereka melumat tim beruang merah dengan marjin yang sama, namun kali ini dengan skor 3-0. Cesc Fabregas memberikan bukti kepada dunia bahwa ia adalah pemain muda berkelas pada malam itu. Namun kemenangan itu harus dibayar mahal dengan cederanya David Villa yang kemungkinan akan absen di partai puncak nanti.

Di turnamen kali ini, sebenarnya Spanyol lebih sering menggunakan formasi 4-4-2 dengan duet ujung tombak David Villa dan Fernando Torres. Namun cederanya Villa dan kokohnya lini tengah Jerman kemungkinan akan memaksa Aragones memainkan satu penyerang saja dengan dukungan lima gelandang kelas dunia seperti Marcos Senna, Xavi Hernandez, Cesc Fabregas, Andres Iniesta, dan David Silva. Penyerang tunggal tampaknya masih aman menjadi milik striker Liverpool, Fernando Torres. Pertahanan Spanyol masih mengandalkan sang jendral Iker Cassilas. Kemungkinan tidak terjadi perubahan di sektor ini dengan menempatkan Sergio Ramos, Carles Puyol, Carlos Marchena, dan Joan Capdevilla sebagai bek.

Formasi Spanyol menurut perkiraan saya adalah sebagai berikut:
Spanyol (4-2-3-1) :
Iker Cassilas (K); Sergio Ramos, Carlos Puyol, Carlos Marchena, Joan Capdevilla (B); Marcos Senna, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Cesc Fabregas, David Silva (T); Fernando Torres (D)

Prediksi Pertandingan

Jerman memiliki visi pertandingan yang baik dan Spanyol dipenuhi oleh pemain-pemain berbakat. Pertandingan akan diwarnai duel lini tengah yang ketat antar kedua tim ini. Spanyol akan lebih banyak mengambil inisiatif serangan dan penguasaan bola, karena memang itu karakter sepakbola mereka. Jerman tetap akan menunggu sambil mengandalkan kreativitas Schweinsteiger dan Podolski. Saya memperkirakan tim Spanyol akan kesulitan menembus barikade pertahanan Jerman. Sementara Jerman akan membahayakan gawang Iker Cassilas lewat serangan balik yang mematikan.

Secara mental, Jerman pun lebih unggul dibandingkan lawan mereka yang baru merasakan atmosfer partai final pertamanya dalam 44 tahun terakhir. Semoga prediksi saya tidak salah lagi seperti kemarin, jika Jens Lehmann tidak melakukan kesalahan fatal dan tampil dengan form terbaiknya, sulit untuk menahan laju panser menjadi juara eropa kali ini.

Jerman - Spanyol : 55-45



0 comments »

Leave your response!

Mohon untuk menyertakan nama dan identitas (alamat web) jika ingin berkomentar. Jika anda ingin ber-anonim, mohon cantumkan email dan nama anda.