Kecil-Kecil Kok Sudah Jadi Jawa
2008-07-31
Leave a Comment
Begitu mantra ganjil yang selalu dirintihkan. Diucapkan dengan mendayu-dayu bak artis sinetron lagi belajar main drama. Seakan-akan semakin melodius rintihannya, akan mempertinggi omset recehan ringgit yang diterimanya. Awalnya, geli juga Mas Celathu melihat modus “kreatif” manusia Jawa ini. Tapi cuma sesaat. Rasa gelinya tiba-tiba membuat dirinya gusar, setelah mendengar celoteh canda sekelompok lelaki berkulit kuning langsat dan bermata sipit yang ada di situ. Jika diindonesiakan, guyonan itu kira-kira bunyinya begini.
“Kasihan anak itu ya,” kata salah seorang sambil menunjuk bayi yang ada di gendongan ibu pengemis.
“Emang kenapa? Dia kan tampak sehat,” jawab temannya.
“Bukan begitu”.
“Terus kenapa? Karena masih bayi diajak mengemis?”
“Juga bukan”.
“Trus, kenapa emangnya?”
“Kasihan banget dia tuh. Kecil-kecil sudah jadi orang Jawa”.
“Hua ha ha…ha ha ha…,” tawa mereka meledak. Orang-orang Melayu yang mendengar tanpa sengaja pun, juga ikut cekakakan. Tapi Mas Celathu tidak. Yang meledak dalam dirinya adalah keterhinaan dirinya sebagai orang Jawa. Dalam canda ini ras Jawa bagai telah dinajiskan. Benar-benar terhina, direndahkan lebih rendah dari kaum paria. Tadinya sih Mas Celathu ingin meledakkan amarahnya saat itu juga. Tapi setelah melirik kiri kanan ditatapnya puluhan lelaki kekar yang pada tertawa, langsung saja ngeper-nya yang keluar. Dasar jirih. Dia telan lagi amarahnya. Lalu segera kabur sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Tulisan yang dicetak biru diatas adalah kutipan dari tulisan Kang Butet Kartaradjasa dalam artikelnya yang bertajuk Tiga Shio. Paling nggak, tulisan itu bikin saya ketawa setengah idup lantaran otak sudah "umop" bikin "prospektus" tentang Bumi Resources. Sebuah tulisan dan guyonan yang dahsyat disertai sebuah sindiran tentang bangsa jawa. Sebenernya lagi males ngomentarin apapun tapi dipaksa oleh seseorang untuk mengomentari yang satu ini, apa daya, saya tertawa sampai terkencing-kencing, lha priye, "wong jowo kok seneni.."
Disclaimer :
Tulisan yang berwarna hitam ditulis nggak pake otak
Tulisan tersebut ditulis lantaran penulis lagi setres berat dikejar deadline...
“Kasihan anak itu ya,” kata salah seorang sambil menunjuk bayi yang ada di gendongan ibu pengemis.
“Emang kenapa? Dia kan tampak sehat,” jawab temannya.
“Bukan begitu”.
“Terus kenapa? Karena masih bayi diajak mengemis?”
“Juga bukan”.
“Trus, kenapa emangnya?”
“Kasihan banget dia tuh. Kecil-kecil sudah jadi orang Jawa”.
“Hua ha ha…ha ha ha…,” tawa mereka meledak. Orang-orang Melayu yang mendengar tanpa sengaja pun, juga ikut cekakakan. Tapi Mas Celathu tidak. Yang meledak dalam dirinya adalah keterhinaan dirinya sebagai orang Jawa. Dalam canda ini ras Jawa bagai telah dinajiskan. Benar-benar terhina, direndahkan lebih rendah dari kaum paria. Tadinya sih Mas Celathu ingin meledakkan amarahnya saat itu juga. Tapi setelah melirik kiri kanan ditatapnya puluhan lelaki kekar yang pada tertawa, langsung saja ngeper-nya yang keluar. Dasar jirih. Dia telan lagi amarahnya. Lalu segera kabur sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
Tulisan yang dicetak biru diatas adalah kutipan dari tulisan Kang Butet Kartaradjasa dalam artikelnya yang bertajuk Tiga Shio. Paling nggak, tulisan itu bikin saya ketawa setengah idup lantaran otak sudah "umop" bikin "prospektus" tentang Bumi Resources. Sebuah tulisan dan guyonan yang dahsyat disertai sebuah sindiran tentang bangsa jawa. Sebenernya lagi males ngomentarin apapun tapi dipaksa oleh seseorang untuk mengomentari yang satu ini, apa daya, saya tertawa sampai terkencing-kencing, lha priye, "wong jowo kok seneni.."
Disclaimer :
Tulisan yang berwarna hitam ditulis nggak pake otak
Tulisan tersebut ditulis lantaran penulis lagi setres berat dikejar deadline...
huaahahahahhaa jadi bingung nih mau ketawa apa ikut miris ya...ketawa aja deh hehehehe :)
Tulisan biru mudanya terang banget, ga gitu enak buat dibaca. Kalo bisa diganti Jar
--
Anton Hermansyah
@ Mulyanton :
Udah gue rubah tuh... gimana ?
@ Mbak Senja :
:)) Dari pada miris memang luwih becik ketawa saja, lebih afdol :))
Ok, udah enak diliatnya
--
Anton Hermansyah
Jovie bangga jadi orang Jawa kok..Wek!!!!