Kondom di Indonesia
2008-07-26
Leave a Comment
Hi...
Apa yang kira-kira terlintas di benak anda jika saya menyebut kata "kondom"? Sex Bebas-kah? Pelacuran-kah? Bokep AVI Idol kah? Dokter Boyke kah? Ataukah hubungan romantis seorang suami dengan istrinya? Jika saya ditanya seperti itu, terus terang apa yang ada di benak saya adalah sex bebas. Kondom memang tidak selalu digunakan untuk sex bebas, akan tetapi, entah kenapa analogi dalam otak saya masih seperti itu. Apakah karena saya seorang yang kebetulan dilahirkan di belahan bumi bagian timur?
Kata wikipedia, kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan atau penularan penyakit kelamin pada saat bersanggama yang biasanya dibuat dari karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada keadaan ereksi sebelum bersanggama Dan, kondom juga berfungsi sebagai pelindung kita agar tak terkena AIDS. Begitulah bahasanya. Kelihatannya memang bermanfaat, tapi coba anda iseng sejenak ke apotik terdekat dan belilah sebuah kondom, saat melakukan transaksi, kemungkinan besar jargon Miss Indonesia akan berlaku untuk anda, "Semua Mata Tertuju Padamu"
Mengapa begitu? anda pasti sudah tahu jawabannya bukan? Masyarakat kita masih tabu berbicara tentang hal yang satu itu, maka dari itu, jadilah kondom sebagai sesuatu yang "unik".
Seorang teman yang "relijius" mengatakan, bahwa memasarkan produk kondom itu sama artinya dengan menyebarkan ikhwal tentang sex bebas. Jadi seharusnya kondom itu haram dijual di Indonesia. Nah, ketika terjadi AIDS, teman tersebut menganggap bahwa itulah hukuman yang dijatuhkan Tuhan lantaran dia melakukan sex bebas. Solusinya adalah menikah dini (katanya lho...), selain menghilangkan fitnah, hal itu juga bisa menangkal terjadinya AIDS. Entahlah apakah teman saya ini mengerti benar tentang fungsi kondom atau tidak, ataukah dunianya hanyalah selebar musholla, yang pasti saya hanya manggut-manggut saja dan berkata na'am.
Nah, posisi kondom sendiri di masyarakat umum adalah antara benar dan salah, baik dan tidak, halal dan haram, pokoknya serba antara. Tak bisa dipungkiri bahwa jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan sebuah size pasar yang sangat potensial. Taruhlah dari 220 juta orang itu, 40% -nya cowok dan 60%-nya cewek. Berapa pasang jiwa yang berpotensi melakukan hubungan sex setiap harinya?
Well, persetan dengan norma. Sekarang, coba bayangkan kalau anda adalah seorang manajer pemasaran sebuah produk kondom baru di tanah air dan diminta perusahaan untuk menemukan sebuah konsep iklan yang jitu dan sesuai dengan kultur bangsa ini dan benar-benar nancep di masyarakat sehingga produk tersebut dikonsumsi seperti layaknya barang konsumsi lainnya, pasti sulit. Para "pengondom" lama telah mencoba melakukan penetrasi pasar dengan membuat iklan yang beraneka ragam, tapi tetap saja, permintaannya nggak terlampau memuaskan.
Lihat salah satu iklan Fiesta, sebuah produk yang menyasar segmen anak muda, disitu digambarkan kartun seorang wanita yang sorenya membeli kondom di supermarket. Setelah itu, dia pergi clubbing dengan seorang cowok, dan "berdiri semaleman" deh. Budaya yang digambarkan di iklan itu mungkin memang sudah merambah di Kota Besar, tapi di luar Kota Besar? Saya rasa masih jarang. Padahal, potensinya sama besarnya kan, sepanjang "ning lakang isih enek gedhang" (Di selangkangan masih ada pisang)
Lain lagi Sutera, yang ditujukan untuk generasi yang lebih dewasa. Iklan tersebut sudah memakai model. Dan digambarkan sebuah kemesraan pengantin baru yang dihalusinasi (halah bahasanya...) oleh cinta. Dan juga produk Blue Moon. Lebih riil situasinya.
Portofolio produk juga sudah coba dilakukan dengan menerbitkan kondom rasa buah dan cokelat (meskipun saya masih penasaran lantaran nggak ada kondom rasa rendang....) , tapi hasilnya? Nggak sesuai ekspektasi. Kondom tetap berada dalam posisi "antara".
Apakah hal itu akan terus terjadi di Indonesia? Mungkin saya hanya bisa menyarankan lebih baik anda berpikir ribuan kali untuk berinvestasi di perusahaan Kondom jika kultur bangsa ini masih seperti "timur"
Disclaimer:
Foto diatas dicuri dari sini
Tulisan dibuat semata-mata hanyalah sebuah opini, bukan buat promosi Kondom
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kata-kata yang nggak sopan
Kita harus jujur bahwa kita masih "ndeso" untuk masalah "begituan", hahahaha....
yang kondom, yang kondom, yang kondom.......
hahahahaha...
otak orang indonesia emang pada ngeres. sempit..pit..pit! (he saya ornag indonesia juga)
@ Wendra + Komang :
:)) kok kita sama ya... :p
kondom? enaknya pake ga ya? *nanya sendiri* :D
yang kondom, yang kondom, yang kondom?